Pada sore hari aku bertemu dengan Nois di depan kosan ku, ternyata Nois adalah tetangga kosan ku. Aku melihat Nois sedang ngobrol bersama tiga orang cewek temannya , aku tidak sengaja mendengar beberapa obrolan mereka, ternyata mereka sedang merencanakan untuk pulang kerumah malam ini menggunakan bus. Setelah mereka bubar dengan obrolan mereka aku mendekati Nois dan mengajak untuk pulang bareng bersamaku naik motor berdua. Mau pulang bareng ngga? kebetulan aku juga mau pulang malam ini. ajakku”. Sepertinya Nois ragu untuk menerima ajakanku karena tidak enak dengan teman temannya. Dari arah pintu terlihat teman temannya melihat aku sedang ngobrol dengan Nois dan mereka mendengar ajakanku dan memberi kode ke Nois untuk menerima ajakanku dengan senyum mengedipkan mata ke Nois. Akhirnya Nois menerima ajakanku tapi hanya setengah perjalanan, Nois akan menunggu diterminal setengah perjalanan lalu naik bus tersebut dengan temannya karena Nois merasa tidak enak meninggalkan teman temannya. Oke sip kalau begitu kataku”.
Pada malam hari setelah shalat
isya kami berdua berangkat naik motor dan tiga orang temannya menggunakan bus, dari
awal berangkat kami berdua merasa
canggung, sepi tidak ada obrolan sampe akhirnya nyampe diterminal, bus nya
belum sampe di terminal Nois pun harus menunggu sehingga aku menemaninya
menunggu bus yang dinaiki tiga orang temannya, kami duduk berdua dibangku
panjang tempat menunggu bus. Terminal terlihat sepi hanya kami berdua yang sedang menunggu bus, mungkin karena
posisinya sudah larut malam, dan sampai saat itu juga belum ada obrolan antara
kami berdua. Sampai akhirnya ditengah sepinya terminal Nois berkata bintangnya
kok banyak ya malam ini, oh iya banyak juga ya, sahutku”. sambil melihat kelangit. Kalo banyak bintang
pertanda langitnya cerah kataku sambil senyum, dan tiba-tiba Nois menyeretku untuk tidur dipangkuannya,
weww jantungku berdebar dan nafas tak karuan, kami berdua merasa canggung akan
tetapi kami berdua seperti merasa momen ini yang sangat langka dan perasaan
kami seperti terhubung.
aku yang sedang tiduran di
pangkuannya hanya melihat langit dan tak mampu menatap Nois, ingin sekali
menyakatan perasaan ini kepadanya dan memberitahu keseriusan perasaan ini, tapi
aku yang masih sangat canggung dan salah tingkah dengannya. merasa memutuskan
untuk lain waktu saja membicarakan ini dengannya.
Selama menunggu hanya Nois yang
berbicara menceritakan bagaimana dia kesal dengan remaja sekarang dengan
pergaulan bebas mereka, dia juga menceritakan tentang hijrah menjadi muslim
yang lebih baik. Mendengar cerita Nois aku pun bergegas bangun dari pangkuannya
setelah mendengar ceritanya tadi seolah membayangkan kami berdua sama saja
dengan remaja yg diceritakan Nois kalau posisiku kaya gini dan bebarengan
dengan aku bangun, bus itu pun datang.
Nois bangun dari tempat duduknya bergegas menuju bus itu dan dia
melambaikan tangan sambil mengucap makasih ya, Aku pun tersenyum dan berangkat
melanjutkan perjalanan dengan motor sambil senyum senyum sendiri sepanjang
perjalanan pulang. END.
Nois adalah temanku sejak lama,
dan sejak lama itu pula aku menyukainya sampai sekarang. Sejak lama itu kami
tidak pernah bertemu, dan sore hari itu juga aku baru bertemu kembali dengannya.
aku juga kaget kalau Nois satu kosan denganku hanya beda kamar alias tetanga kos.
Tidak ada kelanjutan untuk cerita
diatas, lanjutan cerita nya dengan waktu
dan latar tempat yang berbeda dengan orang yang sama.
Terima kasih sudah membaca cerita
ini. untuk saran cerita selanjutnya silahkan tulis dikolom komentar.